"Aku adalah sebuah ilusi dalam fikiranmu yang mana engkau sendiri tidak tau siapa aku"
Minggu, 20 November 2022
Nestapa Seberkas Harapan
Sabtu, 10 September 2022
Lorong Tua
Krik krik krik krikRapalan mantra si jangkrikMenggema di lorong tuaMenarik sukma dengan paksaTersapu dingin oleh sang Cakrawala
Sabtu, 03 September 2022
PsycoPart
Sabtu, 27 Agustus 2022
Derita Sang Ibu
Kini dada Ibu sesakSang anak semakin melonjakMenggunduli dengan membabiMeracuni tanpa peduliMembelah tanpa rasa salahSekarang kritis saling sinisHarapan tinggal harapanSesal sekarang esok terulang lagi
Sabtu, 20 Agustus 2022
Tak Gentar
Dalam derap yang tak pernah berhenti
Minggu, 15 Mei 2022
Sabtu, 07 Mei 2022
Sajak Rindu #5 (Bias candu di esok pagi)
Masihkah kau tandang keraguan
Pada pagi yang tangis langitnya dilukiskan
Disaat desis semi mentari dicecahi
Pekik lupa yang bisingnya sering menyakiti
Masihkah esok pagi ini angkuh kau agungkan
Dalam sorot rindu yang tengah meriah dari kejauhan
Sebelum mendung terpaksa menutup atas telinga
Padahal ranum mentari memaksa diri untuk mengayuhkan rasa iba
~MDYogyakarta, 27/10/21
Jumat, 29 April 2022
Sajak Rindu #4
Apalah arti senja yang hadir
Kala hadirmu pergi ikut terusir
Kala angan sudah menemukan jalan pulang
Kala letih sunyi usai mengakhiri langkah petualang
Kita begitu rumit untuk menerka
Pada desis angin yang sedikit lupa
Atas sejuk yang seharusnya kita peluk
Juga damai yang seharusnya kita teguk
Padahal kemarin masih belia
Berburai tangis yang dititiskan tawa
Menguar kembali dekap senja yang hilang
Dengan lupa yang terusik oleh memori kenang
~MD
Yogyakarta, 24/10/21
Jumat, 22 April 2022
Sajak Rindu #3
Aku tak ingin mengubur wajahmu diliang senja
Dalam mesra raga yang sedang memluk semesta
Berpadu dengan sejuta pijar warna yang mengisa mata
Beradu dengan sebar debar yang engggan sirna
Kita selalu berimajinasikan
Dalam secuil rindu bebas yang merasa kehilangan
Kala air sudah pergi dari bisik yang menggelitik
Kala rindu terbenam dari bisik yang mengelitik
Disepertiha usia petang yang menantang
Kita harus siap tegar berucap lantang
Meski dalam degup nadi yang tak sanggup mengikhlaskan
Jua dalam bentuk kagum yang sulit untuk didamaikan
~MD
Yogyakarta, 24/10/21
Sajak Rindu #2
Ada saatnya senja harus pergi
Bergegas diatas kaki untuk berlari
Bercakap dengan udara dibalai kaki langit kesunyian
Menaruh lepas atas rumit diterang hilir kesendirian
Baca juga: sajak rindu keren
Rupanya bunga-bunga tidur usai berguguran
Terjatuh lepas dari ranting yang saling menggenggam tangan
Bersama musim disepanjang jalan ia harus menaruh peluh riuh
Bersama lebur angin kencang ia terpaksa memulai memasang jala gaduh
Rimbun semi di ilalang dalam mimpi beranjak menepi
Akibat bias deras arus takdir yang diam menghantui
Menguji seberapa mampu jiwa duduk tegak menatap
Kala peduli betapa sulitnya mengelak untuk menuai harap
~MD
Yogyakarta, 23/10/21
Kamis, 07 April 2022
Sajak Rindu
Rinai hujan kembali membasahi pipimuMengusap jera tangis disekelumit jemu
Pada tanggal yang telah menuai mimpi
juga nafas terakhir disejengkal laju nadi
Baca juga: kumpulan sastra keren
Hari tak pernah ingin kau kecewa
Tersedan-sedan dikaca rengek yang penuh tanya
Setelah jejak takdir renta baru kau usaikan
Eja ditiap kata yang dikau sulit menganggukkan
Tak usahlah berlarut-larut dalam kebekuan angan
Hingga tak ada desis angin sejuk selain kesedihan
Tiba saatnya kita menanam bicara di terangnya pijar doa
Dengan roman nyata yang netranya enggan membuta
(MD)
Yogyakarta, 22/10/2021
Jumat, 01 April 2022
Panggung Agung
Langit tertutup, sang surya terenggut
Gumpalan hitam menyelimuti bumi
Panggung agung dibawah mendung
Meramaikan sore yang sunyi
Panggung agung telah dibuka
Sorak sorai dimana-mana
Diiringi alunan melow hujan
Serta paduan suara kodok katak
Baca juga: Kumpulan pantun keren
Panggung agung sangat menggila
Sang laron dengan tarian khasnya
Tokek cicak penonton setianya
Aaaaakkkhhh lengkap sudah semuanya
Panggung agung sangat istimewa
Dengan rokok dan segelas kopi
Kunikmati hari panjang ini
Melepas buntu mencari tahu
(Ash)
Trenggalek, 15/11/21
diakses dari: Kompasiana Asep Nurfajri
Rabu, 02 Maret 2022
Hujan November
Kawanan mendung tersenyum membawa bulir hujan
sedang dibumi rintihan tawa tangis menggema
suara tangis semakin memkikkan telinga
melihat bangunan kota tinggal kepala
Angin menggelitik mendung sambil tertawa
berjalan-jalan melintasi sisi benua
melihat sesuatu yang tersungkur
bersembah syukur tanah menjadi gembur
(Ash)
Trenggalek, 11/11/21
Selasa, 01 Februari 2022
Sajak Senja
Membilas senja,
bersamamu ditimang getar
yang diam-diam menjelma
tanpa ampun. Kenapa hadirmu
yang sekejap meninggalkan
jejak rindu yang memikat
(Pirman Sans)
Trenggalek,21/08/21
sumber: Asep Nurfajri
Selasa, 25 Januari 2022
Dilema
Hapus puisimu dengan sejuta luka
Diam seribu bahasa tanpa iba
Pergi tanpa kata
Menghilang entah kemana
Jelas
Tidak
Samar pun tidak
Lalu?
Entahlah ini sebuah teka-teki
Yang harus ku isi
(Pirman sans)
Trenggalek, 21/08/21
sumber: kompasiana Asep Nurfajri
Rabu, 12 Januari 2022
Lembah Persaksian
Ditepi lembah pepohonan berbaris
Benteng batu berdiri megah
Percikan air membiaskan bunyi
Rumput digelar menindih lembah
Diatas kasur rumput ini
Makhluk tanpa malu bermain
Sambil tertawa huhu haha
Lembah bersaksi memberikan bukti
(Ash)
Trenggalek, 10/10/21
sumber : kompasiana Asep Nurfajri
Selasa, 04 Januari 2022
Kupu-kupu Malam
Sinar purnama t'lah dinnyalakan
Hembusan angin malam telah bersemayam
Periuk perunggu mulai dipanaskan
diitari tarian kupu-kupu malam
Bejana emas, anggur peras
Diagikan para punggawa desa
Musik tambur berdendang kerass
Kupu-kupu malam ikut bersula
(Ash)
Trenggalek. 09/10/21
dikutip dari koompasiana Asep Nurfajri
Selasa, 21 Desember 2021
Purnama Gulita
tok tok tok tok
bunyi pohon saling mengetok
dibukalah pintu-pintu cakrawala
sekawanan gagak berteriak serak
malam purnama gelap gulita
bercampur pekatnya aroma kenanga
suara tokek saling menyapa
serasa memanggil dia yang antah dimana
Ash
Trenggalek, 03/10/21
diakses pada kompasiana Asep Nurfajri
Minggu, 12 Desember 2021
Sebatas Rumput
Baru tumbuh sudah ditebas halus
Padahal ia ingin tumbuh rimbun
Terpaksa cita-citanya pupus
Apalah daya karena sebatar rumput
Berharap berguna bagi tanggul
Tetap tergerus oleh arus
Mungkin tergerus arus adalah pilihan mulus
(Ash)
Trenggalek, 28/09/21
Artikel ini dapat diakses dari Kompasiana Asep Nurfajri
Minggu, 05 Desember 2021
DUPA
Bunga-bunga dolar berhamburan
Tak lupa dupa keserakahan dinyalakan
Ritual mantra berisi janji belaka
Mulai bergema disudut sana
Tempat ibadah layaknya sirkus
Berlomba-lomba menjadi pawang ritus
Aroma dupa semakin meletus
Memakan korban dengan rakus
(Ash)
Trenggalek, 10/09/21