"Aku adalah sebuah ilusi dalam fikiranmu yang mana engkau sendiri tidak tau siapa aku"
Minggu, 20 November 2022
Nestapa Seberkas Harapan
Sabtu, 27 Agustus 2022
Derita Sang Ibu
Kini dada Ibu sesakSang anak semakin melonjakMenggunduli dengan membabiMeracuni tanpa peduliMembelah tanpa rasa salahSekarang kritis saling sinisHarapan tinggal harapanSesal sekarang esok terulang lagi
Sabtu, 20 Agustus 2022
Tak Gentar
Dalam derap yang tak pernah berhenti
Sabtu, 07 Mei 2022
Sajak Rindu #5 (Bias candu di esok pagi)
Masihkah kau tandang keraguan
Pada pagi yang tangis langitnya dilukiskan
Disaat desis semi mentari dicecahi
Pekik lupa yang bisingnya sering menyakiti
Masihkah esok pagi ini angkuh kau agungkan
Dalam sorot rindu yang tengah meriah dari kejauhan
Sebelum mendung terpaksa menutup atas telinga
Padahal ranum mentari memaksa diri untuk mengayuhkan rasa iba
~MDYogyakarta, 27/10/21
Jumat, 29 April 2022
Sajak Rindu #4
Apalah arti senja yang hadir
Kala hadirmu pergi ikut terusir
Kala angan sudah menemukan jalan pulang
Kala letih sunyi usai mengakhiri langkah petualang
Kita begitu rumit untuk menerka
Pada desis angin yang sedikit lupa
Atas sejuk yang seharusnya kita peluk
Juga damai yang seharusnya kita teguk
Padahal kemarin masih belia
Berburai tangis yang dititiskan tawa
Menguar kembali dekap senja yang hilang
Dengan lupa yang terusik oleh memori kenang
~MD
Yogyakarta, 24/10/21
Jumat, 22 April 2022
Sajak Rindu #3
Aku tak ingin mengubur wajahmu diliang senja
Dalam mesra raga yang sedang memluk semesta
Berpadu dengan sejuta pijar warna yang mengisa mata
Beradu dengan sebar debar yang engggan sirna
Kita selalu berimajinasikan
Dalam secuil rindu bebas yang merasa kehilangan
Kala air sudah pergi dari bisik yang menggelitik
Kala rindu terbenam dari bisik yang mengelitik
Disepertiha usia petang yang menantang
Kita harus siap tegar berucap lantang
Meski dalam degup nadi yang tak sanggup mengikhlaskan
Jua dalam bentuk kagum yang sulit untuk didamaikan
~MD
Yogyakarta, 24/10/21
Kamis, 07 April 2022
Sajak Rindu
Rinai hujan kembali membasahi pipimuMengusap jera tangis disekelumit jemu
Pada tanggal yang telah menuai mimpi
juga nafas terakhir disejengkal laju nadi
Baca juga: kumpulan sastra keren
Hari tak pernah ingin kau kecewa
Tersedan-sedan dikaca rengek yang penuh tanya
Setelah jejak takdir renta baru kau usaikan
Eja ditiap kata yang dikau sulit menganggukkan
Tak usahlah berlarut-larut dalam kebekuan angan
Hingga tak ada desis angin sejuk selain kesedihan
Tiba saatnya kita menanam bicara di terangnya pijar doa
Dengan roman nyata yang netranya enggan membuta
(MD)
Yogyakarta, 22/10/2021
Selasa, 25 Januari 2022
Dilema
Hapus puisimu dengan sejuta luka
Diam seribu bahasa tanpa iba
Pergi tanpa kata
Menghilang entah kemana
Jelas
Tidak
Samar pun tidak
Lalu?
Entahlah ini sebuah teka-teki
Yang harus ku isi
(Pirman sans)
Trenggalek, 21/08/21
sumber: kompasiana Asep Nurfajri
Selasa, 04 Januari 2022
Kupu-kupu Malam
Sinar purnama t'lah dinnyalakan
Hembusan angin malam telah bersemayam
Periuk perunggu mulai dipanaskan
diitari tarian kupu-kupu malam
Bejana emas, anggur peras
Diagikan para punggawa desa
Musik tambur berdendang kerass
Kupu-kupu malam ikut bersula
(Ash)
Trenggalek. 09/10/21
dikutip dari koompasiana Asep Nurfajri
Minggu, 12 Desember 2021
Sebatas Rumput
Baru tumbuh sudah ditebas halus
Padahal ia ingin tumbuh rimbun
Terpaksa cita-citanya pupus
Apalah daya karena sebatar rumput
Berharap berguna bagi tanggul
Tetap tergerus oleh arus
Mungkin tergerus arus adalah pilihan mulus
(Ash)
Trenggalek, 28/09/21
Artikel ini dapat diakses dari Kompasiana Asep Nurfajri
Minggu, 05 Desember 2021
DUPA
Bunga-bunga dolar berhamburan
Tak lupa dupa keserakahan dinyalakan
Ritual mantra berisi janji belaka
Mulai bergema disudut sana
Tempat ibadah layaknya sirkus
Berlomba-lomba menjadi pawang ritus
Aroma dupa semakin meletus
Memakan korban dengan rakus
(Ash)
Trenggalek, 10/09/21
Senin, 15 November 2021
Jalanan Rimba
Jalanan rimba gelap gulita
Candra pergi dipelupuk mata
Jangkrik, gareng diam membisu
Tulang pilu dingin memburu
Amatlah sunyi jalanan rimba
Gagak gagak jatuh tergeletak
Menunggu dara membawa bidara
Merapal mantra pelindung rimba
(Ash)
Trenggalek, 12/08/21
artikel ini bersumber dari kompasiana Asep Nurfajri
Sabtu, 06 November 2021
Tuhanpun Ingin Membisu
Huru hara rasa keju mozarella
Ditaburkan diatas pizza berlapis dana
Ratapan kematian pada wajah anak bangsa
Tuhanpun ingin membisu
Melihat kenyataan yang terkungkung
Oleh pena pencabut nyawa
(Ash)
Trenggalek, 15/06/21
Selasa, 26 Oktober 2021
Kasihmu Tuhan
Tuhan
pohon, batu bersujud
dan bertasbih padaMu
sedang hamba selalu mengeluh
atas nikmat pemberian darimu
Tuhan
para makhluk giat bekerja
kerumunan semut berbaris rapi menjemput rejekinya
burung-burung memanggul setumpuk bijian
sedang hamba menumpuk kemalasan
tapi Tuhan
dari situ hamba belajar
bahwa semua bukanlah takdir
namun, pelajaran bernama ikhtiar
dari situ Tuhan
hamba mulai optimis
memapak berbagai rejeki
meskipun diujung pandang
(Ash)
Trenggalek, 13/07/21