Tampilkan postingan dengan label Puisi Prosa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi Prosa. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 27 Agustus 2022

Derita Sang Ibu


Dor dar dor dor...dor...dorr
Hujan peluru menembus koridor
Saling bersua, granat kadonya
Kecupan panas berakhir panas


Bias panah, membelah awan
Menyiksa Pertiwi sekali lagi
Sang anak tetaplah anak
Membuat ibu menangis lagi

Kini dada Ibu sesak
Sang anak semakin melonjak
Menggunduli dengan membabi
Meracuni tanpa peduli

Membelah tanpa rasa salah
Sekarang kritis saling sinis
Harapan tinggal harapan
Sesal sekarang esok terulang lagi

Ash
Trenggalek, 21/12/21

Sabtu, 20 Agustus 2022

Tak Gentar

 


Teruslah berlari tapa iri
Dalam derap yang tak pernah berhenti
Meski jejak peluk pendar rembulan
Telah lenyap diantara sunyi bersimpangan

Tak usah ragu untuk bertaruh
Jika atap semesta pun tak pernah terjatuh
Meski tanpa bahu yang selalu siap menjaga
Meski jemu terus bergelar untuk mengejar
Tanpa menawarkan sedetik jeda

Waktu pasti akan menepati
Pada letih sumpah yang terpatri usai diuji
Mengganti senyap kelip gemilang yang hilang
Dengan tandas surya kepagian
yang selalu riang disegala ruang

~MD
Tulungagung, 13/11/21

Sabtu, 07 Mei 2022

Sajak Rindu #5 (Bias candu di esok pagi)


Masihkah kau tandang keraguan
Pada pagi yang tangis langitnya dilukiskan
Disaat desis semi mentari dicecahi
Pekik lupa yang bisingnya sering menyakiti
 
Seharusnya kita dapat berlari
Berburu nurani disenja tadi hari
Berbekal luka ingatan terperosok yang pernah diajarkan
Guna ucap selamat dipagi esok yang selalu dinantikan

Baca Juga : Kumpulan Puisi dan Sajak Keren

Masihkah esok pagi ini angkuh kau agungkan
Dalam sorot rindu yang tengah meriah dari kejauhan
Sebelum mendung terpaksa menutup atas telinga
Padahal ranum mentari memaksa diri untuk mengayuhkan rasa iba

 

~MD
Yogyakarta, 27/10/21

Jumat, 29 April 2022

Sajak Rindu #4

 

Apalah arti senja yang hadir

Kala hadirmu pergi ikut terusir

Kala angan sudah menemukan jalan pulang

Kala letih sunyi usai mengakhiri langkah petualang

Kita begitu rumit untuk menerka

Pada desis angin yang sedikit lupa

Atas sejuk yang seharusnya kita peluk

Juga damai yang seharusnya kita teguk 

Padahal kemarin masih belia 

Berburai tangis yang dititiskan tawa

Menguar kembali dekap senja yang hilang

Dengan lupa yang terusik oleh memori kenang 

~MD

Yogyakarta, 24/10/21

Jumat, 22 April 2022

Sajak Rindu #2

 

Ada saatnya  senja harus pergi

Bergegas diatas kaki untuk berlari

Bercakap dengan udara dibalai kaki langit kesunyian

Menaruh lepas atas rumit diterang hilir kesendirian


Baca juga: sajak rindu keren

Rupanya bunga-bunga tidur usai berguguran

Terjatuh lepas dari ranting yang saling menggenggam tangan

Bersama musim disepanjang jalan ia harus menaruh peluh riuh

Bersama lebur angin kencang ia terpaksa memulai memasang jala gaduh


Rimbun semi di ilalang dalam mimpi beranjak menepi

Akibat bias deras arus takdir yang diam menghantui

Menguji seberapa mampu jiwa duduk tegak menatap

Kala peduli betapa sulitnya mengelak untuk menuai harap


~MD

Yogyakarta, 23/10/21

Kamis, 07 April 2022

Sajak Rindu


 

Rinai hujan kembali membasahi pipimu

Mengusap jera tangis disekelumit jemu

Pada tanggal yang telah menuai mimpi

juga nafas terakhir disejengkal laju nadi

Baca juga: kumpulan sastra keren

Hari tak pernah ingin kau kecewa

Tersedan-sedan dikaca rengek yang penuh tanya

Setelah jejak takdir renta baru kau usaikan

Eja ditiap kata yang dikau sulit menganggukkan

Tak usahlah berlarut-larut dalam kebekuan angan

Hingga tak ada desis angin sejuk selain kesedihan

Tiba saatnya kita menanam bicara di terangnya pijar doa

Dengan roman nyata yang netranya enggan membuta


(MD)

Yogyakarta, 22/10/2021

Jumat, 01 April 2022

Panggung Agung

 


Langit tertutup, sang surya terenggut

Gumpalan hitam menyelimuti bumi

Panggung agung dibawah mendung

Meramaikan sore yang sunyi

Panggung agung telah dibuka

Sorak sorai dimana-mana

Diiringi alunan melow hujan

Serta paduan suara kodok katak

Baca juga: Kumpulan pantun keren 

Panggung agung sangat menggila

Sang laron dengan tarian khasnya

Tokek cicak penonton setianya

Aaaaakkkhhh lengkap sudah semuanya

Panggung agung sangat istimewa

Dengan rokok dan segelas kopi

Kunikmati hari panjang ini

Melepas buntu mencari tahu

 (Ash)

Trenggalek, 15/11/21

diakses dari: Kompasiana Asep Nurfajri

Rabu, 02 Maret 2022

Hujan November

Kawanan mendung tersenyum membawa bulir hujan

sedang dibumi rintihan tawa tangis menggema

suara tangis semakin memkikkan telinga

melihat bangunan kota tinggal kepala 



Angin menggelitik mendung sambil tertawa

berjalan-jalan melintasi sisi benua

melihat sesuatu yang tersungkur

bersembah syukur tanah menjadi gembur


(Ash)

Trenggalek, 11/11/21

Selasa, 01 Februari 2022

Sajak Senja


 

Membilas senja,

bersamamu ditimang getar

yang diam-diam menjelma

tanpa ampun. Kenapa hadirmu

yang sekejap meninggalkan

jejak rindu yang memikat


(Pirman Sans)

Trenggalek,21/08/21

sumber: Asep Nurfajri

Selasa, 25 Januari 2022

Dilema


Hapus puisimu dengan sejuta luka

Diam seribu bahasa tanpa iba

Pergi tanpa kata

Menghilang entah kemana


Jelas

Tidak

Samar pun tidak

Lalu?

Entahlah ini sebuah teka-teki

Yang harus ku isi


(Pirman sans)

Trenggalek, 21/08/21

sumber: kompasiana Asep Nurfajri

Rabu, 12 Januari 2022

Lembah Persaksian


 

Ditepi lembah pepohonan berbaris

Benteng batu berdiri megah

Percikan air membiaskan bunyi

Rumput digelar menindih lembah


Diatas kasur rumput ini

Makhluk tanpa malu bermain

Sambil tertawa huhu haha

Lembah bersaksi memberikan bukti


(Ash)

Trenggalek, 10/10/21

sumber : kompasiana Asep Nurfajri

Selasa, 04 Januari 2022

Kupu-kupu Malam


 

Sinar purnama t'lah dinnyalakan

Hembusan angin malam telah bersemayam

Periuk perunggu mulai dipanaskan

diitari tarian kupu-kupu malam


Bejana emas, anggur peras

Diagikan para punggawa desa

Musik tambur berdendang kerass

Kupu-kupu malam ikut bersula


(Ash)

Trenggalek. 09/10/21

dikutip dari koompasiana Asep Nurfajri

Selasa, 21 Desember 2021

Purnama Gulita


 tok tok tok tok

bunyi pohon saling mengetok

dibukalah pintu-pintu cakrawala

sekawanan gagak berteriak serak


malam purnama gelap gulita

bercampur pekatnya aroma kenanga

suara tokek saling menyapa

serasa memanggil dia yang antah dimana


Ash

Trenggalek, 03/10/21

diakses pada kompasiana Asep Nurfajri

Minggu, 12 Desember 2021

Sebatas Rumput

 


Aaahh kasihan sekali rumput itu

Baru tumbuh sudah ditebas halus

Padahal ia ingin tumbuh rimbun

Terpaksa cita-citanya pupus


Apalah daya karena sebatar rumput

Berharap berguna bagi tanggul

Tetap tergerus oleh arus

Mungkin tergerus arus adalah pilihan mulus


(Ash)

Trenggalek, 28/09/21

Artikel ini dapat diakses dari Kompasiana Asep Nurfajri

Minggu, 05 Desember 2021

DUPA


Bunga-bunga dolar berhamburan 

Tak lupa dupa keserakahan dinyalakan

Ritual mantra berisi janji belaka

Mulai bergema disudut sana


Tempat  ibadah layaknya sirkus

Berlomba-lomba menjadi pawang ritus

Aroma dupa semakin meletus

Memakan korban dengan rakus


(Ash)

Trenggalek, 10/09/21

diakses dari kompasiana Asep Nurfajri

Senin, 15 November 2021

Jalanan Rimba


 Jalanan rimba gelap gulita

Candra pergi dipelupuk mata

Jangkrik, gareng diam membisu

Tulang pilu dingin memburu


Amatlah sunyi jalanan rimba

Gagak gagak jatuh tergeletak

Menunggu dara membawa bidara

Merapal mantra pelindung rimba


(Ash)

Trenggalek, 12/08/21

artikel ini bersumber dari kompasiana Asep Nurfajri


Sabtu, 06 November 2021

Tuhanpun Ingin Membisu

 


Huru hara rasa keju mozarella

Ditaburkan diatas pizza berlapis dana

Ratapan kematian pada wajah anak bangsa

Tuhanpun ingin membisu

Melihat kenyataan yang terkungkung

Oleh pena pencabut nyawa


(Ash)

Trenggalek, 15/06/21

bersumber dari kompasiana asep nurfajri

Selasa, 26 Oktober 2021

Kasihmu Tuhan

 


Tuhan

pohon, batu bersujud

dan bertasbih padaMu

sedang hamba selalu mengeluh

atas nikmat pemberian darimu


Tuhan

para makhluk giat bekerja

kerumunan semut berbaris rapi menjemput rejekinya

burung-burung memanggul setumpuk bijian

sedang hamba menumpuk kemalasan


tapi Tuhan

dari situ hamba belajar

bahwa semua bukanlah takdir

namun, pelajaran bernama ikhtiar


dari situ Tuhan

hamba mulai optimis

memapak berbagai rejeki

meskipun diujung pandang


(Ash)

Trenggalek, 13/07/21

dikutip dari kompasiana Asep Nurfajri