Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Januari 2022

Kupu-kupu Malam


 

Sinar purnama t'lah dinnyalakan

Hembusan angin malam telah bersemayam

Periuk perunggu mulai dipanaskan

diitari tarian kupu-kupu malam


Bejana emas, anggur peras

Diagikan para punggawa desa

Musik tambur berdendang kerass

Kupu-kupu malam ikut bersula


(Ash)

Trenggalek. 09/10/21

dikutip dari koompasiana Asep Nurfajri

Selasa, 21 Desember 2021

Purnama Gulita


 tok tok tok tok

bunyi pohon saling mengetok

dibukalah pintu-pintu cakrawala

sekawanan gagak berteriak serak


malam purnama gelap gulita

bercampur pekatnya aroma kenanga

suara tokek saling menyapa

serasa memanggil dia yang antah dimana


Ash

Trenggalek, 03/10/21

diakses pada kompasiana Asep Nurfajri

Minggu, 12 Desember 2021

Sebatas Rumput

 


Aaahh kasihan sekali rumput itu

Baru tumbuh sudah ditebas halus

Padahal ia ingin tumbuh rimbun

Terpaksa cita-citanya pupus


Apalah daya karena sebatar rumput

Berharap berguna bagi tanggul

Tetap tergerus oleh arus

Mungkin tergerus arus adalah pilihan mulus


(Ash)

Trenggalek, 28/09/21

Artikel ini dapat diakses dari Kompasiana Asep Nurfajri

Minggu, 05 Desember 2021

DUPA


Bunga-bunga dolar berhamburan 

Tak lupa dupa keserakahan dinyalakan

Ritual mantra berisi janji belaka

Mulai bergema disudut sana


Tempat  ibadah layaknya sirkus

Berlomba-lomba menjadi pawang ritus

Aroma dupa semakin meletus

Memakan korban dengan rakus


(Ash)

Trenggalek, 10/09/21

diakses dari kompasiana Asep Nurfajri

Kamis, 25 November 2021

Sepercik Mentari

Burung perkutut riang menari

Sepercik mentari mulai menyinari

Datang memberi kehangatan sejati

Berkaca-kaca gembira hati


Setetes harapan perlahan datang

Bahkan sejauh netra memandang

Sepercik mentari masih terlihat

Pertanda berkat semakin dekat


(Ash)

Trenggalek, 12/08/21

diakses dari kompasiana asep nurfajri

Senin, 15 November 2021

Jalanan Rimba


 Jalanan rimba gelap gulita

Candra pergi dipelupuk mata

Jangkrik, gareng diam membisu

Tulang pilu dingin memburu


Amatlah sunyi jalanan rimba

Gagak gagak jatuh tergeletak

Menunggu dara membawa bidara

Merapal mantra pelindung rimba


(Ash)

Trenggalek, 12/08/21

artikel ini bersumber dari kompasiana Asep Nurfajri


Sabtu, 06 November 2021

Tuhanpun Ingin Membisu

 


Huru hara rasa keju mozarella

Ditaburkan diatas pizza berlapis dana

Ratapan kematian pada wajah anak bangsa

Tuhanpun ingin membisu

Melihat kenyataan yang terkungkung

Oleh pena pencabut nyawa


(Ash)

Trenggalek, 15/06/21

bersumber dari kompasiana asep nurfajri

Selasa, 26 Oktober 2021

Kasihmu Tuhan

 


Tuhan

pohon, batu bersujud

dan bertasbih padaMu

sedang hamba selalu mengeluh

atas nikmat pemberian darimu


Tuhan

para makhluk giat bekerja

kerumunan semut berbaris rapi menjemput rejekinya

burung-burung memanggul setumpuk bijian

sedang hamba menumpuk kemalasan


tapi Tuhan

dari situ hamba belajar

bahwa semua bukanlah takdir

namun, pelajaran bernama ikhtiar


dari situ Tuhan

hamba mulai optimis

memapak berbagai rejeki

meskipun diujung pandang


(Ash)

Trenggalek, 13/07/21

dikutip dari kompasiana Asep Nurfajri

Sabtu, 09 Oktober 2021

Dasar Anjing


Dasar Anjing

Suka menggonggong jika,

ada yang melewatinya

hmmm mungkin sudah kebiasaanya


dasar anjing

dimanapun tempatnya

selalu saja mudah menggonggong

akkkh mungkin sudah pekerjaannya


dasar anjing

cuma menggonggong saja

namun tak sadar diri

apakah seperti itu cara,

menggambarkan sifat dengki?


(Ash)

Trenggalek.09/07/21

diakses dari kompasiana asep nurfajri

Senin, 04 Oktober 2021

Gerangan Si Emprit Kaji

 

kesana kemai mencari nafkah

tak kenal lelah dan

tak pernah pasrah

yang penting berkah


janganlaj seperti emprit kaji

berlomba-lomba bersama mentari

mengais rejeki ditengah sawah

merusak hati petani yang sedang bungah


gerangan si emprit kaji

menggorok rejeki bersama koloni

tiada usaha ingin tercukupi

serang sana serang sini


(Ash)

Trenggalek. 09/07/21

Aaaaaaahh Kamu


ahh kamu

berpakaian lusuh

berlagak sok ritus

dengan dalih zaman sudah rakus


ahh kamu

diberi banyak nikmat

masih saja menjilat

apakah tuhan kurang bersahabat?


ahh kamu 

bertetangga seperti orang gila

cibir sini cibir sana

apa surga milik dia semata?


(Ash)

Kursi Lapuk, 08/07/21

KIta Siapa?


diam diam melirik

dibalik tembok tua

sosok bocah paruh baya

tertawa dan berkata

Aku?

Kamu?

Dia?

Apa yang perlu dibanggakan?

Kita hanyalah bangkai bernyawa

mudah rusak dan

tidak tahan lama 

kelak hilang dimakan zaman


(Ash)

Pantai Konang, 08/07/21

Sajak Kopi


Setiap kopi itu kuseruput

Selalu mengingatkanku pada sesuatu

Pahitnya kopi tersebut

Sangat akrab dengan suasana waktu itu


Manis gulanya

Semanis parasmu saat tertaawa

dan pahit kopinya sepahit

dirimu yang tiba-tiba pergi


(Ash)

Trenggalek, 05/07/21

Kamis, 19 Agustus 2021

Gadis Kota


 Oh gadis kota

Wangi parfummu bagaikan candu

Memaukkan indera pencium

Terbang melayang, membuat diri ini

terjebak dalam penjara halusinasi


Oh gadis kota

Wajahmu berseri seri

Manis imut memikat hati

Seperti Ratu dunia peri

Yang hadir dari dunia fiksi


(Ash)

Trenggalek, 02/07/21

Kamis, 12 Agustus 2021

bokek


 Hati ini serasa terkoyak

Melihat harga kebutuhan semakin melonjak

ditambah hutang kos semakin banyak

Kemarin, masih kuhitung bersama tokek

Lembaran cuan dalam tas kresek

Kenapa tersisa tinggal gopek

Akkkkkhhhh sekarang aku bokek


(Ash)

Trenggalek, 01/07/21

Buta



Sudahkah mereka semua melihat
Krisis besar yang sedang melanda
dari desa sampai ke kota
Ataukah mereka buta? yang merespon
biasa saja seperti yanpa gejala

Kemiskinan, pengangguran semakin merajalela
Masyarakat kecil dibunuh mata pencahariannya
Sedang dia malah asik debat ingin kenaikan pangkat
Tuhan, sepertinya mereka sudah buta!!
Buta mata, buta hati, bahkan buta akal

(Ash)
Trenggalek, 29/06/21

Kamis, 29 Juli 2021

Corona


                    https://www.kompasiana.com/asepnurfajri/6101e3a515251041b01fc112/corona 

Huru hara corona merajalela

dari pelosok desa hingga ujung dunia

Mereka menyerang tanpa kenal usia

Tua, muda, miskin maupun kaya


Corona, engkaulah teroris sebenarnya

Membuat gempar kami semua

Datang tak pernah diundang

Tak mau oulang sebelum kenyang


Corona siapakah kamu?

Sebenarnya dari mana asalmu?

Senjata biologiskah atau

Sebagian kecil hukuman dari Tuhanku?


(Ash)

Trenggalek, 29/06/21

Kamis, 22 Juli 2021

Pak Nelayan

 


Diseberang samudera itu

Terlihat pipi senja memerah

Bersembunyi dibalik barisan gunung

Tertutup malam yang muram


Bibir pantai perlahan lenyap

Terlihat para nelayan telah bersiap

Bertaruh nyawa menyebar perahu

Menerjang ombak tanpa ragu


(Ash)

Pantai Konang, 26/06/21

Jumat, 16 Juli 2021

Dia "Hujan"

 


Tetes airnya mulai bergerak

Menghapus langkah disetiap jejak

Dari kaki yang tak pernah lelah

Menyebarkan ilmu diseberang lembah


(Ash)

Trenggalek, 23/06/21puisi ini bersumber dari kompasianan Asep Nurfajri